Ashabul Kahfi bercerita tentang tujuh pemuda yang hidup bersama seekor anjing di dalam gua selama ratusan tahun karena menghindari raja yang zalim.
Mereka adalah Miksalmina, Tamlikha, Marthunis, Nainuwis, Sariyulis, Dzunawis, Falyastathyunis, dan anjing bernama Qithmir atau Himran.
Dikutip dari harakah.id, Jumat (1/5/2020), Quraish Shibab memaparkan tafsiran mengenai jejak Ashabul Kahfi lewat karyanya yang berjudul Al Misbah.
Quraish Shihab yang merujuk pada kitab AL-Muntakhab bercerita, terdapat dua peristiwa besar yang menandai keberadaan Ashabul Kahfi.
Raja Antiogos IV mewajibkan seluruh penganut Yahudi di Palestina yang saat itu telah masuk kekuasaan Suriah, untuk memeluk agama Yunani Kuno.
Untuk melancarkan keinginannya tersebut, Raja Antiogos IV yang bergelar Nabivanes (176-84 SM) melakukan propaganda dengan merusak tempat ibadah orang Yahudi. Ia juga membakar naskah Taurat tanpa tersisa.
Adapun jejak Ashabul Kahfi yang kedua terjadi saat kepemimpinan Kaisar Hadrianus pada zaman imperium Romawi.
Hadrianus memperlakukan orang Yahudi serupa dengan Antiogos. Namun, sikapnya mendapat pertentangan dari para pembesar Yahudi hingga berujung kekalahan.
Tapi selang tiga tahun kalah, Hadrianus berhasil merebut kembali kekusaannya. Semenjak saat itu, ia ingin menghancurkan jejak-jejak umat Yahudi.
Bersama pasukannya, Hadrianus membasmi para pengusa Yahudi dan menjual para budal. Ia juga menghapus seluruh simbol dan ajaran Yahudi.Berdasarkan dua jejak tersebut, Ashabul Kahfi disebutkan merupakan penganut Yahudi yang tinggal di Yerussalem atau Timur Kuno.
Mereka bersembunyi di gua bersama seekor anjing selama 435 M 30 tahun karena enggan mengikuti perintah penguasa zalim yang memaksa mereka meninggalkan agama Yahudi.
Maka dari itu Allah berfirman dalam QS. Al-Kahfi ayat 13, "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka".
source : suara.com