Umat Islam merayakan sebuah momen yang mereka sebut-sebut sebagai "Hari Kemenangan". Tapi kemenangan atas apa?
ketika umat Islam menjalankan ibadah wajib puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sepanjang bulan suci tersebut, mereka menahan lapar, haus, hubungan seks, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Secara bahasa, shaum (puasa) memang bersinonim dengan imsâk yang artinya menahan. Ramadhan merupakan arena kita berlatih menahan diri dari segala macam godaan material yang bisa membuat kita lupa diri. Sehingga ramadhan ini kita jadikan madrasah yang mampu menempa diri kita menjadi pribadi² muttaqiin, pribadi³ yang menggunakan momen ramadhan sebagai alat peningkat keimanan dan ketakwaan, karena dengan itu, insyaa Allah akan mengangkat derajat kita, diberi pahala berlimpah dan dihapus dosa² kita yang lalu. Rasulullah saw bersabda :
من صام رمضان إيمانا واحتيابا غفر له ما تقدم منذ ذنبك وما تأخر
"Siapa orang yang berpuasa dengan mengharap pahala dan penuh keimanan, maka Allah akan hapus dosa² yang lalu.
Hari Raya Bukan dengan Pakaian Baru
Hari raya bukanlah dimaknai dengan segala baju yang baru, namun hari raya harus nampak pada ketaatan kita yang harus makin bertambah, karena manusia yang beruntung adalah manusia yang hari ini lebih baik dari hari lalu, sebab itu ketaatan harus makin bertambah pula kualitas dan kuantitasnya, dan berkurangnya kemunkaran dan kemaksiatan pada diri kita.
ليس العيد لمن لبس الجديد إنما العيد لمن طاعته تزيد
"Hari raya tidak diukur dengan baju baru, namun hari raya yang hakiki ialah bertambahnya ketaatan."
Makin banyak dan khusuk kita beribadah, maka makin banyak rahmat Allah yang akan turun di kehidupan kita. Allah swt berfirman :
لو أن أهل القرى آمن واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض
"Jikalau penduduk bumi itu beriman dan bertakwa maka Kami niscaya akan kami turunkan keberkahan dari langit dan bumi."
Menjadi pribadi takwa tidaklah mudah, butuh usaha yang keras dan sungguh², dan dengan puasa inilah kita menempa diri kita untuk bisa membiasakan diri mendawamkan apa yang kita lakukan di satu bulan kita berpuasa dengan membuang sifat² buruk lalu mengisinya dengan perbuatan dan sifat baik. Dengan komitmen dan kesungguhan insyaa Allah kita bisa
Puasa Kembali ke Fitrah
Banyak ulama berkata, puasa itu akan membawa pada kefitrian, apa artinya fitri? Fitri ialah, kembali kepada fitrah manusia yaitu suci dari dosa, bersih dari sifat² buruk. Minimal kita bisa meninggalkan perbuatan curang, dan perkataan dusta, rasul bersabda :
من لم يدع قول تلزور فليس لله حاجة أن يدع طعامه وشرابه
"Barangsiapa berpuasa namun tidak bisa meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan curang, maka jangan harap Allah memandang puasanya."
Zakat fitrah adalah zakat fitri, zakat yang mensucikan harta yang disitu ada hak orang miskin dan menyempurnakan rentetan puasa kita manakala, kita bersugesti bahwa puasa itu belum tentu diterima oleh Allah, maka Allah meminta keikhlasan kita itu dengan menyisihkan harta bagi yang berhak.
Puasa Mencetak Pribadi Bertaqwa
Terakhir saya turut bergembira dan berharap, semoga puasa kita diterima oleh Allah swt, dan kita dijadikan sebagai orang beriman, hamba pilihannya, meraih predikat taqwa. Allah swt berfirman :
ياأيها اللذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على اللذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Wahai orang² yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana orang² sebelum kamu, agar kamu bertakwa."