1. Dari Abdullâh ibnul-Mubârak dan para Imâm ahli hadîts, sebagaimana diriwayatkan oleh Abû Dâwud, dari Sulaiman bin Dâwud an-Nahrî yang meriwayatkan kepada kami, dari Ibnu
Wahab, dari Sa'îd bin Abû Ayûb, dari Syurâhaîl bin Yazîd al- Maghâzî, dari Abû 'Alqamah, dari Abu Hurairah, dari Rasûlullâh Shallallâhu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Sesungguhnya Allâh akan mengutus untuk umat ini di dalam setiap penghujung seratus tahun seorang pembaharu dalam perkara agama-Nya."
▪Abû Dâwud hanya sendiri dalam meriwayatkan redaksi hadîts ini. Kemudian ia mengatakan bahwa redaksi ini diriwayatkan oleh 'Abdurrahman bin Syuraih dan tidak diperiksa pada Syurâhaîl, dan berarti riwayatnya menjadi mauqûf padanya.
Setiap golongan saat ini mengadakan pengakuan bahwa Imâm mereka adalah pihak yang dimaksud dalam hadîts ini. Yang jelas, Allah Yang Mahatahu bahwa Imâm dimaksud bersifat universal dan berfungsi sebagai penggairah bagi keberadaan ilmu yang berkembang pada setiap golongan.
▪Yang dimaksud adalah setiap golongan dari para ulama tafsir, ahli hadîts, ahli fikih, ahli nahwu, ahli bahasa, dan dari berbagai golongan lainnya.
▪Terdapat pula sabda Rasûlullâh Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan dari jalur 'Abdullah bin 'Amrû:
"Sesungguhnya Allâh tidak akan menarik ilmu agama dengan mencabutnya dari masing-masing manusia, tapi dengan mewafatkan para ulama."
▪Di sini termuat penjelasan bahwa Allâh Subhanahu wa Ta'ala tidak akan pernah mengambil ilmu dari dada manusia setelah mereka dianugerahi ilmu oleh-Nya.
------------------------------------------------------
*B E R S A M B U N G.*
□Sumber : An-Nihâyatu fi al-Fitâni wa al-Malâhimi
□Bab 2 : RAHASIA KIAMAT.
□Karya : Imam Ibnu Katsir.
□Semoga bermamfaat bagi @semua orang
------------------------------------------------------